Selasa, 16 Juli 2013

KITAB ASH-SHIYAM : FIQH PUASA DAN RAHASIANYA



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


CATATAN DARS

" SEBAB-SEBAB YANG MENDATANGKAN 
KEBERKAHAN "


- Sesuatu yang sedikit, jika diberkahi akan memberikan banyak kecukupan. Sebaliknya, sesuatu yang tidak diberkahi, sekalipun jumlahnya banyak tetap tidak akan mendatangkan kecukupan. Ini lah yang menjadi pembeda antara sesuatu yang diberkahi dengan yang tidak diberkahi.



- Keberkahan merupakan kebaikan, sebab diluaskannya kebaikan pada sesuatu. Keberkahan itu sesuatu yang dicari pula. Para Nabi dan Rosul pun juga memohon keberkahan kepada harta-harta mereka, istri-istri mereka, dan anak-anak keturunan mereka.

- Syari’at Islam penuh dengan keberkahan. Salah satu contohnya, dalam sebuah hadits, amalan yang rutin dilakukan oleh seorang hamba, ketika ia sedang sakit atau dalam keadaan bersafar, maka akan tetap terhitung baginya melakukan amalan tersebut. Ini menunjukkan bahwa pada amalan sholih yang rutin itu diberkahi oleh Alloh sehingga ketika datang ‘udzur (penghalang) bagi dirinya untuk melakukannya, akan tetap terhitung sebagai pahala melakukannya.

Nabi Shalallahu’alaihi Wa sallam bersabda, “Apabila seorang hamba sakit atau bepergian, maka ditulis baginya pahala amalan yang biasa dia lakukan saat dia sedang sehat dan tidak bepergian,” (HR Bukhari, No. 2996).


Ada pun Sebab-sebab yang Mendatangkan Keberkahan antara lain :

1.) Memperbaiki tauhid, memupuk keimanan, dan memperbaiki ketaqwaan.

è Alloh Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (Para Rosul), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’rof  : 96)

è Allah Subhaanahu waTa’ala berfirman“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3).



2.) Beramal sesuai dengan Sunnah dan Tuntunan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. 

Salah satu contoh amalan yang diberkahi karena mengikuti Sunnah, yaitu makan bersama.
è Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “‘Makanlah bersama-sama dan janganlah sendiri-sendiri karena sesungguhnya makanan satu orang itu cukup untuk dua orang. Makanan dua orang itu cukup untuk empat orang. Makanan empat orang itu cukup untuk delapan orang.” (HR Muslim, No. 2059)



3.) Menuntut Ilmu Agama. 

Ilmu agama adalah ibadah yang diberkahi di mana pun. Mengandung keberkahan yang besar di dalamnya. Mengajak seseorang kepada kebaikan ketika ilmu tersebut ia ajarkan kepada orang lain.

è Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkannya dalam urusan agama.” (HR. Bukhari nomor 71 dan Muslim nomor 1037).

è Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda ”Maka demi Allah, andaikata Allah memberikan hidayah kepada seseorang disebabkan karena engkau, maka itu lebih baik bagimu daripada unta merah (lambang kekayaan orang Arab).” (HR. Bukhâri, No. 3009 dan Muslim)



4.) Mengambil Harta dengan cara yang halal.

è Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam berdiri berkhutbah kepada kaum muslimin. Beliau bersabda, “… Barang siapa mengambil harta sesuai dengan haknya, maka ia diberkati dalam harta itu. Dan barang siapa mengambil harta tidak menurut haknya, maka ia seperti orang yang makan, tapi tidak pernah kenyang.” (Shahih Muslim No.1742)



5.) Mengambil harta dengan jiwa yang tenang, tidak tamak, dan tidak berlebihan dalam mengejarnya,

è Dari Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu. ia berkata : Saya pernah meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka, beliau memberi saya. Kemudian saya meminta lagi kepada beliau dan beliau pun memberi lagi. Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau lagi manis. Barangsiapa yang mencarinya untuk kedermawanan dirinya (tidak tamak dan tidak mengemis), maka harta itu akan memberkahinya. Namun, barangsiapa yang mencarinya untuk keserakahan, maka harta itu tidak akan memberkahinya, seperti orang yang makan namun tidak kenyang. Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah” (HR. Bukhari, No. 1472 dan Muslim, No. 1035).



6.) Jujur dalam bertransaksi, dalam menjual, dalam berserikat, dan sebagainya.

è Dan Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda "Dua orang yang saling berjual beli punya hak untuk saling memilih selama mereka tidak saling berpisah, maka jika keduianya saling jujur dalam jual beli dan menerangkan keadaan barang-barangnya (dari aib dan cacat), maka akan diberikan barokah jual beli bagi keduanya, dan apabila keduanya saling berdusta dan saling menyembunyikan aibnya maka akan dicabut barokah jual beli dari keduanya" (HR. Abu Dawud dan Nasa'i, dan shahihkan oleh Syaikh Al Bany dalam Shohih Jami’, No. 2886)



7.) Ridho terhadap pemberian Alloh.

è Alloh Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Inna lillaahi wa inna ilaihi rooji`uun" Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah: 155-157)



8.) Istighfar dan Taubat

è Peringatan dari Nabi Hud kepada kaumnya, "Hai kaumku. Mohon ampunlah engkau kepada Alloh, dan bertaubatlah kepada-Nya. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan dia menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS. Huud: 52)



9.) Menyambung Tali Silahturahim

è Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizki dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturrahim (hubungan antar kerabat).” (HR. Bukhari dan Muslim).



10.) Istikhoroh dalam setiap perkara yang hendak dilakukan.

è Do’a istikhoroh yang artinya, “…Ya Alloh, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau beliau bersabda: di waktu dekat atau di masa nanti- maka takdirkanlah buatku dan mudahkanlah, kemudian berikanlah berkah padanya. …” (HR. Al-Bukhari, No. 1162)


Ada pun sebab-sebab yang menahan datangnya keberkahan adalah kebalikan dari hal-hal yang menjadi sebab datangnya keberkahan.


- Para Nabi juga memohon keberkahan.

è Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendatangi Ummu Sulaim (ibunya Anas). Ketika itu Ummu Sulaim mengatakan bahwa Anas (anaknya) siap menjadi pelayan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau mendoakan Anas dalam urusan akhirat dan dunianya. Di antara do’a beliau pada Anas adalah,

“Ya Allah, tambahkanlah rizki padanya berupa harta dan anak, serta berkahilah dia dengan nikmat tersebut.” 
(HR. Bukhari no. 1982 dan Muslim no. 660). 


Do’a beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun terkabul. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pun memiliki harta yang banyak, anak dan cucunya pun berjumlah lebih dari seratus. 

è Kemudian, contoh yang berikutnya. diriwayatkan dari Gharqadah bahwa ia berkata, 

“Aku mendengar orang-orang kampung (Al-Hayy) menuturkan dari ‘Urwah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya uang satu dinar untuk dibelikan satu ekor kambing. ‘Urwah kemudian membelikan dua ekor kambing dengan uang satu dinar tadi, lalu menjual satu di antaranya dengan harga satu dinar. ‘Urwah kembali kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa seekor kambing dan uang satu dinar. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mendoakan keberkahan untuk ‘Urwah.” 
(Shohih Al-Bukhari, Musnad Imam Ahmad, Sunan Abi Dawud, Sunan at-Tirmidzi, dan Sunan Ibn Majah).





Oleh karena itu, perbanyaklah berdo’a memohon keberkahan, baik untuk ilmu kita, harta kita, keluarga kita, bumi tempat tinggal kita agar kita senantiasa berada pada hal-hal yang menyejukkan pandangan dan hati kita serta semakin mendekatkan diri kita kepada Alloh Subhaanahu wa Ta’ala.


[Faidah dari Kajian Intensif “Fiqh Puasa dan Rahasianya”]
____________________________________________________________________________


Tidak ada komentar: