Senin, 09 Desember 2013

‘Umdatul Fiqh : 1.Judul Buku dan Penulis

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ



….Catatan Dars….


A. Pendahuluan Berkaitan dengan Penulis Buku 

- Beliau dikenal dengan panggilan Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisi rohimahulloh.

- Nama lengkap beliau Abdullohi Ibnu Ahmad Ibni Muhammad Ibni Qudamah Ibni Iqdam Ibni Nashr Al Maqdisi Al Jamma’ili Al Dimasyqi Ash Sholihi Al Hanbaly.

- Nama kun-yah beliau Abu Muhammad.

- Beliau mendapat gelar  muwaffaquddin.

- Beliau dilahirkan di desa Jamma’ili, Nabulsi, Palestina pada bulan Sya’ban tahun 541 H.

- Setelah Perang Salib dan kaum Nashoro menduduki Palestina, ayah Ibnu Qudamah rohimahulloh melakukan hijroh bersama keluarga beliau ke kota Dimasyqi (Damaskus) pada tahun 551 H (ketika umur Ibnu Qudamah 10 tahun).

- Beliau mempelajari agama pertama kali dari ayahnya yang merupakan seorang ‘ulama dan ahli mustholah yang sebelum hijroh ke Dimasyqi adalah seorang khotib, seorang ‘alim, dan mufti di desa Jamma’ili.

- Beliau juga mengambil ilmu dari Abul Makarim Abdul Wahid Al-Azdi Ad-Dimasyqi, dan Abul Ma'ali Abdulloh bin Abdurrohman Ad-Dimasyqi.

- Beliau melakukan rihlah ke Baghdad dan negri lainnya untuk mengambil ilmu. Guru beliau sangat banyak. Demikian pula murid-muridnya.

- Beliau dikenal kedudukannya dikalangan para ‘ulama. Kata Al Hafizh, “Beliau adalah seorang imam dalam ilmu Tafsir, ilmu Hadits, ilmu Fiqh. Bahkan dimasanya dahulu beliau adalah ulama ilmu fiqh pertama. Seorang imam yang mengetahui ilmu tentang silang pendapat dikalangan ‘ulama dan juga imam dalam ilmu Ushul Fiqh. Hampir setiap cabang ilmu, beliau adalah imamnya dan setiap cabang ilmu beliau mempunyai tulisan dan karya-karyanya.”

- Guru Ibnu Qudamah rohimahulloh, yaitu Ibnu Munna (yang merupakan kawan beliau dari Baghdad) berkata ketika itu Ibnu Qudamah rohimahulloh berada disitu, “Jika Ibnu Qudamah keluar dari Baghdad, maka negri Baghdad akan memerlukannya.” Kata Ibnu Qudamah (klo saya tidak salah dengar disebutnya Ibnu Qudamah), “Aku tidak mengetahui seorang pun dimasa kita ini mencapai derajat ahli ijtihad, kecuali Ibnu Qudamah Al Muwaffaq.”

- Kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh, “Tidak ada seorang ‘alim pun yang masuk ke negri Syam setelah Al-Auza’i yang lebih faqih daripada Ibnu Qudamah.”

- Ada 4 buku masyhur beliau dan menjadi rujukan dikalangan ‘ulama dari masa ke masa dalam bidang fiqih, yaitu  :

1. Kitab ‘Umdatul Fiqh : Beliau tulis untuk para pemula. Ibnu Qudamah hanya menyebutkan setiap permasalahan dalam buku ini satu pendapat saja. Dalam mazhab ada beberapa pendapat dalam satu permasalahan. Tetapi, Ibnu Qudamah hanya menuliskan satu pendapat saja karena buku ini memang diperuntukkan para pemula dan penuntut ilmu pemula tidak cocok jika dihadapkan dengan berbagai pendapat dalam suatu permasalahan.

2. Kitab Al Muqni
Kitab ini beliau tulis untuk penuntut ilmu tingkat menengah. Beliau sebutkan dalam setiap pembahasan dua pendapat atau lebih. Metode penyusunan beliau dalam kitab ini masih mirip dengan metode penyusunan Kitab ‘Umdatul Fiqih. Beliau sebutkan dua pendapat saja agar penuntut ilmu terbiasa melihat dua pendapat dan terbiasa untuk memilih pendapat mana yang paling rojih (benar).

3. Kitab Al Kafy : 
Kitab ini lebih luas dari Al Muqni. Beliau juga lebih luas menyebutkan dalil-dalilnya dan beliau sebut pula beberapa riwayat dalam kitab ini. Sedikit para ulama yang men-syarohnya (menjelaskannya). Berbeda dengan Al Muqni. Ada puluhan buku yang men-syarohnya. Bahkan lebih banyak dari ‘Umdatul Fiqh sebab Al Muqni cakupannya lebih luas, lebih lengkap, dan lebih menguraikan. Ada pun Al Kafy sudah berbentuk syaroh sehingga jarang ada ‘ulama yang men-syarohnya kembali karena sesuatu yang sudah jelas apabila dijelaskan kembali, terkadang malah menjadi tidak jelas.

4. Kitab Al Mughni Syarh Mukhtashor Al-Khiroqi
Kitab ini merupakan syaroh matan yang ditulis oleh Abu Al-Qosim Al-Khiraqi, yaitu Mukhtashor Al-Khiroqi Dalam syaroh-nya, Ibnu Qudamah rohimahulloh menyebutkan seluruh riwayat yang terdapat dalam mazhab dan beliau sebutkan juga seluruh pendapat ‘ulama di mazhab lainnya. Beliau jelaskan sebab-sebab silang pendapat dikalangan ‘ulama, walaupun tidak semua masalah beliau terangkan. Beliau sebutkan juga tarjihat (pendapat yang beliau rojihkan). 

Oleh karena itu, sebagian masyaikh, seperti Syaikh ‘Abdurrozaq ‘Afifi rohimahulloh bahwa Ibnu Qudamah menulis 4 buku untuk 4 tingkatan, yaitu :

- Kitab ‘Umdatul Fiqh : setara tingkatan SD
- Kitab Al Muqni : setara tingkatan SMP
- Kitab Al Kafy : setara tingkatan SMA
- Kitab Al-Mughni : setara tingkatan Universitas

- Dari sini akan tampak metode beliau dalam menyusun buku sesuai dengan tingkatan orang yang akan mempelajari kitab tersebut. 


Faidahnya adalah seseorang yang belajar itu harus bertahap. Dia juga harus pandai dalam mendidik dirinya dengan hal-hal yang mencocoki dirinya yakni sesuai dengan kapasitas dan kondisi dirinya dalam menuntut ilmu. Hal itu termasuk thoriqoh (jalan) para ‘ulama kita dalam mendidik dan mengajar. Mereka menerangkan sesuai dengan keadaan orang yang belajar kepadanya dan memberikan sesuai dengan tingkatannya.


- Contoh :
Ahli fiqh dimasa ini dan bahkan sejumlah ‘ulama mengatakan bahwa beliau syaikh-nya mazhab Al Hanafi, yaitu Syaikh Abdulloh bin Abdil ‘Aziz bin Aqil rohimahulloh. Penuntut ilmu yang datang di majelis beliau beraneka ragam, mulai dari pemuda sampai seorang qodhi’’ di Mahkamah. Bentuk pengajaran beliau bergantung dengan kitab yang dibacakan kepada beliau dan orang yang membacanya. Jika sebagian penuntut ilmu yang datang membaca Kitab ‘Umdatul Fiqh, maka beliau hanya terangkan pendapat yang rajih-nya. Ada pun jika penuntut ilmu yang datang membaca Kitab Al Kafy, maka terkadang beliau menjelaskan pendapat yang benarnya dan yang rojih-nya. 






[Faidah dari Al Ustadz Dzulqarnain hafizhohulloh dalam Pembahasan Kitab ‘Umdatul Fiqh, 2012]
__________________________________________________________



Tidak ada komentar: