بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
….Catatan Dars….
A.
Pendahuluan Berkaitan dengan Penulis Buku
- Beliau dikenal dengan panggilan Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisi rohimahulloh.
- Nama lengkap beliau Abdullohi Ibnu Ahmad Ibni Muhammad Ibni Qudamah
Ibni Iqdam Ibni Nashr Al Maqdisi Al Jamma’ili Al Dimasyqi Ash Sholihi Al Hanbaly.
- Nama kun-yah beliau Abu Muhammad.
- Beliau mendapat gelar muwaffaquddin.
- Beliau dilahirkan di desa Jamma’ili,
Nabulsi, Palestina pada bulan Sya’ban tahun 541 H.
- Setelah Perang Salib dan kaum Nashoro
menduduki Palestina, ayah Ibnu Qudamah rohimahulloh
melakukan hijroh bersama keluarga beliau ke kota Dimasyqi (Damaskus) pada tahun
551 H (ketika umur Ibnu Qudamah 10 tahun).
- Beliau mempelajari agama pertama kali
dari ayahnya yang merupakan seorang ‘ulama dan ahli mustholah yang sebelum hijroh ke Dimasyqi adalah seorang khotib, seorang
‘alim, dan mufti di desa Jamma’ili.
- Beliau juga mengambil ilmu dari Abul Makarim Abdul Wahid Al-Azdi Ad-Dimasyqi,
dan Abul Ma'ali Abdulloh bin Abdurrohman
Ad-Dimasyqi.
- Beliau melakukan rihlah ke Baghdad dan negri lainnya untuk mengambil ilmu. Guru beliau
sangat banyak. Demikian pula murid-muridnya.
- Beliau dikenal kedudukannya dikalangan
para ‘ulama. Kata Al Hafizh, “Beliau adalah
seorang imam dalam ilmu Tafsir, ilmu Hadits, ilmu Fiqh. Bahkan dimasanya dahulu
beliau adalah ulama ilmu fiqh pertama. Seorang imam yang mengetahui ilmu
tentang silang pendapat dikalangan ‘ulama dan juga imam dalam ilmu Ushul Fiqh.
Hampir setiap cabang ilmu, beliau adalah imamnya dan setiap cabang ilmu beliau
mempunyai tulisan dan karya-karyanya.”
- Guru Ibnu Qudamah rohimahulloh, yaitu Ibnu Munna (yang merupakan kawan beliau dari Baghdad) berkata
ketika itu Ibnu Qudamah rohimahulloh
berada disitu, “Jika Ibnu Qudamah keluar
dari Baghdad, maka negri Baghdad akan memerlukannya.” Kata Ibnu Qudamah
(klo saya tidak salah dengar disebutnya Ibnu Qudamah), “Aku tidak mengetahui seorang pun dimasa kita ini mencapai derajat ahli
ijtihad, kecuali Ibnu Qudamah Al Muwaffaq.”
- Kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh,
“Tidak ada seorang ‘alim pun yang masuk ke
negri Syam setelah Al-Auza’i yang lebih faqih daripada Ibnu Qudamah.”
- Ada 4 buku masyhur beliau dan menjadi
rujukan dikalangan ‘ulama dari masa ke masa dalam bidang fiqih, yaitu :
1. Kitab
‘Umdatul Fiqh : Beliau
tulis untuk para pemula. Ibnu Qudamah hanya menyebutkan setiap permasalahan dalam
buku ini satu pendapat saja. Dalam mazhab ada beberapa pendapat dalam satu
permasalahan. Tetapi, Ibnu Qudamah hanya menuliskan satu pendapat saja karena
buku ini memang diperuntukkan para pemula dan penuntut ilmu pemula tidak cocok jika
dihadapkan dengan berbagai pendapat dalam suatu permasalahan.
2. Kitab
Al Muqni :
Kitab ini beliau
tulis untuk penuntut ilmu tingkat menengah. Beliau sebutkan dalam setiap
pembahasan dua pendapat atau lebih. Metode penyusunan beliau dalam kitab ini masih
mirip dengan metode penyusunan Kitab ‘Umdatul Fiqih. Beliau sebutkan dua pendapat
saja agar penuntut ilmu terbiasa melihat dua pendapat dan terbiasa untuk memilih
pendapat mana yang paling rojih
(benar).
3. Kitab
Al Kafy :
Kitab ini lebih luas
dari Al Muqni. Beliau juga lebih luas menyebutkan dalil-dalilnya dan beliau
sebut pula beberapa riwayat dalam kitab ini. Sedikit para ulama yang men-syarohnya (menjelaskannya). Berbeda
dengan Al Muqni. Ada puluhan buku yang men-syarohnya.
Bahkan lebih banyak dari ‘Umdatul Fiqh sebab Al Muqni cakupannya lebih
luas, lebih lengkap, dan lebih menguraikan. Ada pun Al Kafy sudah berbentuk
syaroh sehingga jarang ada ‘ulama yang men-syarohnya kembali karena sesuatu
yang sudah jelas apabila dijelaskan kembali, terkadang malah menjadi tidak
jelas.
4. Kitab
Al Mughni Syarh Mukhtashor Al-Khiroqi :
Kitab ini merupakan syaroh matan yang
ditulis oleh Abu Al-Qosim Al-Khiraqi,
yaitu Mukhtashor Al-Khiroqi Dalam syaroh-nya, Ibnu Qudamah rohimahulloh menyebutkan seluruh riwayat
yang terdapat dalam mazhab dan beliau sebutkan juga seluruh pendapat ‘ulama di
mazhab lainnya. Beliau jelaskan sebab-sebab silang pendapat dikalangan ‘ulama,
walaupun tidak semua masalah beliau terangkan. Beliau sebutkan juga tarjihat (pendapat yang beliau rojihkan).
Oleh karena itu, sebagian masyaikh, seperti Syaikh ‘Abdurrozaq ‘Afifi rohimahulloh
bahwa Ibnu Qudamah menulis 4 buku untuk 4 tingkatan, yaitu :
- Kitab ‘Umdatul Fiqh : setara tingkatan SD
- Kitab Al Muqni : setara tingkatan SMP
- Kitab Al Kafy : setara tingkatan SMA
- Kitab Al-Mughni : setara tingkatan Universitas
- Dari sini akan tampak metode beliau
dalam menyusun buku sesuai dengan tingkatan orang yang akan mempelajari kitab
tersebut.
Faidahnya adalah seseorang yang belajar itu harus bertahap. Dia juga harus pandai dalam mendidik dirinya dengan hal-hal yang mencocoki dirinya yakni sesuai dengan kapasitas dan kondisi dirinya dalam menuntut ilmu. Hal itu termasuk thoriqoh (jalan) para ‘ulama kita dalam mendidik dan mengajar. Mereka menerangkan sesuai dengan keadaan orang yang belajar kepadanya dan memberikan sesuai dengan tingkatannya.
- Contoh :
Ahli fiqh dimasa ini dan bahkan
sejumlah ‘ulama mengatakan bahwa beliau syaikh-nya mazhab Al Hanafi, yaitu Syaikh Abdulloh bin Abdil ‘Aziz bin Aqil
rohimahulloh. Penuntut ilmu yang
datang di majelis beliau beraneka ragam, mulai dari pemuda sampai seorang qodhi’’ di Mahkamah. Bentuk pengajaran
beliau bergantung dengan kitab yang dibacakan kepada beliau dan orang yang
membacanya. Jika sebagian penuntut ilmu yang datang membaca Kitab ‘Umdatul
Fiqh, maka beliau hanya terangkan pendapat yang rajih-nya. Ada pun jika penuntut ilmu yang datang membaca Kitab Al
Kafy, maka terkadang beliau menjelaskan pendapat yang benarnya dan yang rojih-nya.
[Faidah dari Al Ustadz Dzulqarnain hafizhohulloh dalam Pembahasan Kitab ‘Umdatul Fiqh, 2012]
__________________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar