Nasihat untuk Diriku

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


Nasihat untuk diriku terutama berkaitan dengan menuntut ilmu syar'i (agama) agar tidak hanya bersemangat dalam mempelajarinya saja. Tapi, juga mengamalkannya karena ilmu akan menjadi hujjah bagi setiap manusia di akhirat kelak.




>>> ILMU Lebih Baik dari HARTA
Dari 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "ILMU itu lebih baik daripada HARTA. ILMU akan menjagamu sedangkan kamulah yang akan menjaga HARTA. ILMU itu hakim (yang memutuskan berbagai perkara) sedangkan HARTA adalah yang dihakimi. Telah mati para penyimpan harta dan tersisalah para pemilik ilmu, walaupun diri-diri mereka telah tiada akan tetapi pribadi-pribadi mereka tetap ada pada hati-hati manusia."  [Adabud Dunyaa wad Diin, karya Al-Imam Abul Hasan Al-Mawardiy, hal.48]


>>> Tanda Kebaikan yang Sesungguhnya
Dari Mu’awiyah radhiyallahu’ anhu. Beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan padanya maka Allah pahamkan dia dalam urusan agama.”  [HR.Bukhari dan Muslim]

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan:
Ini menunjukkan, bahwa barangsiapa yang tidak dipahamkan dalam agamanya adalah orang yang tidak dikehendaki kebaikan padanya. Sebagaimana pula, barangsiapa yang dikehendaki kebaikan padanya maka Allah pahamkan dalam agamanya. Barangsiapa yang dipahamkan dalam agama itu artinya Allah berkehendak menjadikan kebaikan pada dirinya. Hal ini apabila yang dimaksud dengan kepahaman itu adalah ilmu yang melahirkan amalan.

Namun, jika yang dimaksud semata-mata ilmu (tanpa amal), maka itu bukanlah tanda yang menunjukkan bahwa orang yang paham agama adalah mesti orang yang dikehendaki kebaikan padanya; sebab kepahaman yang dimilikinya pada konteks ini adalah syarat atas kehendak baik tersebut. Ada pun jika dimaknakan dengan makna yang pertama (yaitu ilmu yang disertai dengan amalan) maka itulah yang benar-benar menjadi tanda kebaikan. [Al-’Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 49]


>>> Ilmu adalah Ibadah
Sebagian Ulama berkata: "ilmu adalah shalat secara rahasia dan ibadah hati."


>>> Allah akan Meminta Pertanggungjawaban dari Setiap Orang yang Berilmu
Dari Abu Barzah radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Pada hari Kiamat nanti, kaki seorang hamba tidak akan bergeser hingga ia ditanya tentang :
-umurnya, untuk apa dia habiskan;
-tentang ilmunya, apa saja yang telah dia amalkan;
-tentang hartanya, dan mana dia dapatkan dan untuk apa dia gunakan; dan
-tentang jasadnya, untuk apa dia pergunakan." 
[Hadits Hasan Shahih, lihat Jamii At Tirmidzi, 2417]


>>> Perumpamaan Ilmu tanpa Amal
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata: “Perumpamaan ilmu yg tidak diamalkan bagaikan harta simpanan yang tidak diinfakkan darinya di jalan Allah ‘Azza wa Jalla." [Lihat Iqtidho’ Al-’Ilmi Al-’Amal, karya Al-Khothib Al-Baghdadi, hal.24].


>>> Dosa menjadi sebab Terlupakannya Ilmu
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata: “Aku mengira bahwa seseorang lupa akan ilmu yg telah dipelajarinya itu disebabkan dosa yg diperbuatnya.”  [Lihat Iqtidho’ Al-’Ilmi Al-’Amal, karya Al-Khothib Al-Baghdadi, hal.61]


>>> Amal menjadi Pembeda antara Orang Munafik dan Orang Mukmin
Abdullah bin Al-Mu’taz rahimahullah berkata: “Ilmunya orang munafik (hanya nampak) pada perkataannya. Sedangkan ilmunya orang mukmin (terlihat) pada amal perbuatannya.” Beliau juga berkata: “Ilmu tanpa amalan bagaikan pohon tanpa buah.” [Lihat Iqtidho’ Al-’Ilmi Al-’Amal, karya Al-Khothib Al-Baghdadi, hal.37-38]


>>> Sufyan bin Uyainah rahimahullah berkata: “Ilmu (syar’i) itu jika tidak memberikan manfaat kepadamu, niscaya ia akan memberikan mudhorot (bahaya) kepadamu.”


>>> Semakin Seseorang Berilmu, Seharusnya Semakin Bijak
Al-Fudhoil bin ‘Iyadh rahimahullah berkata: “Orang-orang yg berilmu (yakni para ulama) itu banyak, sedangkan orang-orang yg bijak (yakni ahli hikmah) itu sedikit. Tidaklah diinginkan dari ilmu melainkan (tumbuhnya) sikap hikmah (bijak). Maka, barangsiapa diberi hikmah (oleh Allah), berarti ia telah diberi kebaikan yg banyak.”

Imam Al-Ajurry rahimahullah mengomentari perkataan Al-Fudhoil bin ‘Iyadh rahimahullah di atas dengan mengatakan, “Maksud beliau (Al-Fudhoil bin ‘Iyadh) ialah betapa sedikitnya para ulama yang menjaga ilmunya dari (fitnah/godaan) dunia dan mencari (keselamatan) akhirat dengan ilmunya. Kebanyakan para ulama telah terfitnah oleh ilmunya (dengan menjadikannya sebagai sarana meraih kemewahan dunia). Sementara ahli hikmah (orang-orang yang bijak) sangatlah sedikit. Jadi, seakan-akan beliau hendak mengatakan; “Betapa mulia dan wibawanya orang-orang yang mencari (keselamatan) akhirat dengan ilmunya.” [Lihat Akhlaq Al- ’Ulama, Karya Imam Al-Ajurry, hal. 65]


>>> Orang Faqih yang Sesungguhnya
Asy-Sya’bi rahimahullah berkata: “Kami bukanlah para ulama yg faqih (paham tentang agama). Kami hanyalah orang-orang yg mendengarkan hadits, lalu meriwayatkannya. Akan tetapi, orang-orang yang faqih (paham tentang agama) dengan sebenarnya adalah orang-orang yang apabila telah memahami suatu ilmu, mereka mengamalkannya.” [Lihat Iqtidho’ Al-’Ilmi Al-’Amal, karya Al-Khothib Al-Baghdadi, hal. 79]

Dari 'Ali bin 'Abi Thalib radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya, orang yang fakih yang sebenar-benarnya, yaitu :
-orang yang tidak menyebabkan manusia putus asa dari rahmat Allah,
-tidak memberi kemudahan kepada mereka untuk bermaksiat kepada-Nya,
-tidak memberi rasa aman kepada mereka dari siksaan-Nya, serta
-tidak menyebabkan manusia meninggalkan Al-Qur’an dan mencari alternatif selainnya.
Sesungguhnya, tidak ada kebaikan dalam satu ibadah yang tidak dibarengi ilmu, tidak pula ada kebaikan pada satu ilmu yang tidak terkandung pemahaman, dan tidak ada kebaikan dalam membaca al-Qur’an yang tidak disertai tadabbur.” 
[Lihat atsar-atsar ini dalam Tafsir Ibnu Katsir]


>>> Rasa Takut kepada Allah adalah Ilmu yang Sesungguhnya
As-Sa’di rahimahullah berkata, “Semakin seseorang berilmu tentang Allah, semakin besar pula rasa takut kepada-Nya. Rasa takutnya kepada Allah menyebabkannya meninggalkan kemaksiatan serta mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Dzat yang dia takuti. Ini adalah dalil yang menunjukkan keutamaan ilmu, karena ia akan menumbuhkan rasa takut kepada Allah."


>>> Ilmu Bukan Sekedar Menghafal
Al-Imam Malik rahimahullahu berkata, “Ilmu itu bukan dengan sekadar banyak menghafal riwayat, namun ilmu adalah cahaya yang diletakkan oleh Allah pada hati seorang hamba.”  [Tafsir Ibnu Katsir, 3/555]



~~~~~~~~~~~~~~~~~00000~~~~~~~~~~~~~~~~~



Tidak ada komentar: