بسم الله الرحمن الرحيم
... Catatan Kajian ...
-
Sifat-sifat penghuni Surga dijelaskan di dalam Al Qur’an Surat Al Furqon ayat
ke 63 – 76 yang Alloh sebutkan sifat-sifat yang pantas dimiliki oleh para penghui
Surga.
-
Pada Hari Akhir nanti, ada seseorang yang paling terlambat memasuki Surga,
tetapi dia mendapatkan kenikmatan 10x dari kenikmatan yang didapat oleh raja
yang paling mulia di dunia. Inilah tingkatan Surga yang terendah.
-
Dan sering kita jumpai apabila Alloh menyebutkan kata Surga di dalam Al Qur’an,
di akhir ayat Alloh berkata, “.. Itulah balasan bagi orang yang berbuat
kebajikan.”
KARAKTERISTIK PARA PENGHUNI SURGA :
1. Surat Al Furqon ayat ke-63 :
Mereka yang Berjalan di Muka Bumi dalam Keadaan Tenang, Tidak Terburu-buru, dan
Merendah di Hadapan Orang-orang yang Beriman
-
Alloh berfirman, “Adapun hamba-hamba Alloh Yang Maha Penyayang itu adalah
orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang
yang jahil menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan
kata-kata yang mengandung keselamatan. “
-
Nasihat Luqman kepada anaknya, ““Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
(QS. Lukman: 19).
-
Yang dimaksud Haunan Sakinan adalah berjalan dengan tenang, tidak terburu-buru,
tapi juga tidak berlemah-lemah atau lesu karena pada sebagian hadits dijelaskan
bahwa Rosululloh juga berjalan dengan tegas. Kemudian ada dalil lain juga yang
memerintahkan untuk berjalan dengan tenang ketika mendatangi sholat.
- Syaikh Muqbil rohimahulloh pernah ditanya
bagaimana dengan orang yang sering terlambat menghadiri sholat? Jawab beliau
berarti orang itu harus dicela (tidak mengerti).
2. Surat Al Furqon Ayat ke-63 : Mereka
yang Tidak Terpengaruh dengan Ucapan Orang-orang Jahil yang Berkata Jelek
- Alloh
berfirman, “Adapun hamba-hamba Alloh Yang Maha Penyayang itu adalah orang-orang
yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang yang jahil
menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan kata-kata
yang mengandung keselamatan. “
-
Maksudnya adalah mereka yang apabila ada orang-orang jahil yang berkata jelek
kepada mereka, mereka tidak membalasnya dengan hal yang semisal. Tapi, mereka
memaafkan, mengatakan dengan perkataan yang baik-baik.
-
Hadits tentang dua orang yang salah satunya sedang mencaci-maki saudaranya.
Lalu, orang yang dicaci hanya mengatakan ‘Assalamu’alaykum’. Maka, Rosululloh
Shollallohu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “ Sesungguhnya malaikat selalu berada
diantara kalian berdua. Ketika engkau membalas cacian saudaramu dengan hal yang
lebih baik, maka malaikat akan berkata, ‘ Semoga keselamatan atasmu dan bukan
untuk orang yang mencela.’ “ Imam Ibnu Katsir menjelaskan hadits ini Hasan
Shohih.
3. Al Furqon ayat ke- 64 : Mereka
yang Melalui Malamnya untuk Sujud Kepada Robb Mereka
-
Alloh berfirman, “…Dan orang yang melalui malam mereka dengan bersujud dan
berdiri untuk Tuhan mereka.”
-
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa Sallam tidak pernah meninggalkan sholat
malam. Bahkan Abu Hurairoh rodhiyallohu ‘anhu yang beliau senang bergadang
untuk mempelajari ilmu, Rosululloh perintahkan untuk sholat malam sebelum tidur
jika khawatir tidak akan terbangun.
-
Sholat malam perkara yang sangat ditekankan dan ini ditunjukkan dengan hadits
Nabi yang memerintahkan kita apabila khawatir tidak bisa bangun untuk sholat
malam untuk melakukannya sebelum tidur. Kalau bukan perkara yang sangat
ditekankan, Nabi tidak akan memerintahkan demikian.
4. Al Furqon Ayat 65 - 66 : Mereka
yang Sering Memohon agar dijauhkan dari Api Neraka
-
Alloh berfirman, “…Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, jauhkan azab
Jahannam dari kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.
Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. “
5. Al Furqon ayat ke-67 : Mereka
yang Pertengahan dalam Membelanjakan Hartanya
-
Alloh berfirman, “…Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka
tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian.”
-
Tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit, tidak membeli hal-hal yang dapat
melalaikan. Bukan maksudnya seluruh hartanya dia belanjakan di jalan Alloh.
Sebab Al Isrof (boros) seperti yang dikatakan Ibnu Mas’ud, “ Sesuatu yang
sedikit, tapi tidak pada tempatnya juga disebut isrof. “
-
Harta diantara manfaat dan cobaan. Harta menjadi ujian saat kita
membelanjakannya dan menjadi kemuliaan ketika kita membelanjakannya sesuai
tempatnya.
6. Al Furqon Ayat ke-68 : Mereka
yang Tidak Menjadikan Selain Alloh Sebagai Tandingan dalam Peribadatan
Kepada-NYA
-
Alloh berfirman, “…Dan orang-orang yang
tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah…”
-
Ibnu Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu bertanya kepada Nabi Shollallohu ‘alaihi wa
Sallam, “ Dosa apakah yang paling besar?” Beliau menjawab, “ ENGKAU MENJADIKAN
ALLOH SEBAGAI TANDINGAN DALAM PERIBADATANMU PADAHAL ALLOH-LAH YANG MENCIPTAKAN
ENGKAU.” [Al Hadits]
-
Kisah Nabi Ibrohim ‘alaihissalam dengan Raja Namrud. Raja Namrud bertanya
kepada Nabi Ibrohim, “ Mengapa engkau menyembah Alloh?” Nabi Ibrohim menjawab
dengan hujjah yang sangat kuat yang membuat Raja Namrud terdiam, “ KARENA
ALLOH-LAH YANG MENGGERAKKAN MATAHARI DARI BARAT DAN TIMUR.”
7. Al Furqon Ayat 68 – 71 : Mereka
yang Tidak Membunuh Jiwa Tanpa Alasan yang dibenarkan Syari’at
-
Alloh berfirman, “…dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Alloh (membunuhnya)
kecuali dengan (alasan) yang benar. ...”
-
Setiap muslim dengan muslim lainnya adalah haram darah, harta, dan
kehormatannya, kecuali yang memang dibolehkan secar syari’at.
-
Hak di dalam Islam ada 3 :
1.
Orang yang sudah menikah lalu berbuat zina, maka dia dirajam hingga meninggal
2.
Orang yang membunuh jiwa karena untuk menegakkan hukum Qishos
3.
Orang yang murtad, maka dia diserahkan ke pemerintah dan berlaku padanya hukum
bunuh
-
Siksaan yang dilipatgandakan bagi orang yang membunuh jiwa yang diharamkan
untuk dibunuh, kecuali apabila ia bertaubat dengan sebenar-benarnya dan beramal
sholih, maka dosanya akan dihapus.
8. Al Furqon Ayat 68 – 71 : Mereka yang
Tidak Melakukan Perzinahan
-
Alloh berfirman, “…dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian
itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan
azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan
terhina ... ”
9. Al Furqon Ayat ke-72 : Mereka
yang Tidak Memberikan Persaksian Palsu
-
Alloh berfirman, “ Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, ..”
10. AL Furqon Ayat ke- 72 : Mereka
yang Apabila Melalui Perbuatan atau Perkataan atau Perkumpulan yang Sia-sia
atau Jelek, Mereka Segera Melaluinya untuk Menjaga Kemuliaan Dirinya
-
Alloh berfirman, “ ... dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang
mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan
menjaga kehormatan dirinya. “
-
Mereka yang apabila melalui suatu keadaan yang di dalamnya ada kejelekan atau
kesia-siaan, mereka berlalu meninggalkan demi menjaga kemuliaan mereka.
11. Al Furqon Ayat ke- 73 : Mereka
yang Mendengar Perintah Alloh, Tidak Berpaling, atau Bersikap Cuek
-
Alloh berfirman, “… Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-
ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli
dan buta.”
-
Mereka mendengar dan taat kepada perintah-perintah dibacakan kepada mereka dan
tidak bersikap cuek, seolah-olah tidak tahu, dan mengambil pelajaran dari
ayat-ayat Alloh tersebut.
12.
Al Furqon Ayat 73 – 76 : Mereka yang Berdo’a Kepada Alloh agar Mendapatkan
Istri dan Anak Keturuan yang Sholih yang Menjadi Penyejuk Hati Mereka
-
Alloh berfirman, “ Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah
kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami),
dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka Itulah orang
yang dibalas dengan kedudukan yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka
dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. Mereka
kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. “
-
Qurrota A’yun (penyejuk jiwa) dengan mengajarkan agama kepada istri dan
anak-anak sehingga tumbuh kecintaan pada diri mereka kepada Islam.
__________________________________________________________________
[
Faidah dari Ustadz Sa’id Ruslan @Masjid Al Muhajirn Wal Anshor, Januari 2016 ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar